![gus luqman ppbm](https://bahrulmaghfirohmalang.or.id/wp-content/uploads/2023/12/DSC_0504-scaled.jpg)
Jangan Salah Memilih Guru, Jangan Salah Memilih Ilmu
Ketahuilah, ilmu itu adalah sebuah nur/cahaya, dimana dengan ilmu hidup kita akan menjadi terang. Namun, ilmu itu ada dua, ilmu yang bermanfaat yang datangnya dari Allah SWT dan rosulnya, dan yang kedua adalah ilmu yang sesat yang berasal dari syaitan. Dalam kita Ta’limul muta’allim dikatakan, “jangan sampai salah memilih guru”. Karena kalau seseorang salah memilih guru, maka guru tersebut akan sesat menyesatkan. Pernah suatu ketika didaerah lampung, ada seseorang yang mengaku kiyai yg mengaku2 telah diangkat menjadi seorang Nabi. Adalagi seseorang bernama eyang subur, dan yang baru-baru ini dimas kanjeng yang katanya bisa menggandakan uang. Mereka adalah orang-orang yang sesat menyesatkan, maka kita harus berhati-hati, karena ini sebuah penyesatan yang datangnya dari syetan.
Pertanyaannya, mengapa yang menjadi pengikut mereka kebanyakan adalah golongan orang-orang yang bertitel proffesor dan bahkan doktor? Jawabannya sangat sekali simple, syetan tidak takut sama orang pintar sekalipun, bahkan perlu diketahui fir’aun padahal seorang profesornya profesor, namun ia sangat sesat dan menyesatkan umatnya. Lantas solusinya bagaimana? kita harus mempertebal keimanan kepada Allah SWT, karena sesungguhnya, syetan lebih takut kepada orang-orang yang keimanannya kuat kepada Allah SWT.
Maka kita semua harus lebih berhati-hati memilih seorang guru. Sampai sejak kecil saya sering kali diingatkan oleh guru saya, yakni Abah yai Abdullah Fattah, “Hati-hati memilih guru, jika guru kita salah, maka kita akan salah mempelajari ilmu agama.”. Kemudian, setelah memilih guru yang tepat, kita juga harus memilih ilmu yang bermanfaat, karena dengan ilmu yang bermanfaat maka kehidupan kita akan bahagia dunia sampai akhirat. Tentang ilmu yang bermanfaat, ada sebuah cerita.
Pada tahun 1992, gus dipondok dan diberi sebuah amalan berupa bacaan yang nantinya bakal menimbulkan sebuah kebahagiaan dunia dan akhirat yang menunjukan tanda-tanda orang yang bertaqwa. Yakni ayat pertama surat Al Baqoroh, Alif laam miim, dzalikal kitabu laa roiba fiihi hudan lil muttaqiin yang artinya : Alif lam miim, kitab Al Qur’an sama sekali tidak ada keraguan, didalamnya terdapat petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Siapakah orang-orang yang bertaqwa? Dikatakan dalam ayat selanjutnya, alladzina yu’minuna bilghoibi wayuqimuna sholata wamimma rozaqna hum yunfiquun. Yang artinya : Merekalah orang-orang yang beriman kepada sesuatu yang ghoib, menegakkan sholat, dan menafkahkan atas sebagian rejeki yang diberikan oleh Allah SWT.
Kenapa yang pertama harus tertanam dalam hati ini adalah keimanan? Karena ini adalah perintah Allah SWT. Kita harus yakin atas kekuasaan Allah berupa sesuatu yang ghoibul ghoib yakni allah SWT, Malaikatnya, hari akhir dan Syurga atau Neraka. Nah, untuk mencapai orang-orang yang bertaqwa yang telah disebutkan pada ayat tadi, maka kita harus mengetahui bagaimana cara kita memilih seorang guru yakni dengan cara melihat ciri2 atau keriteria-keriteria berikut :
1. Ilmu yang mengajarkan bertambah hari bertambah takut kepada Allah SWT.
Jangan sampai mau dibodohi, saat seorang guru menyuruh muridnya mentransfer uang. Padahal itu semua adalah tipuan. Dimana ini tidak sesuai dengan ajaran Rosulullah SAW, saat ditawari gunung untuk berubah menjadi emas, namun rosul menolaknya. Begitu juga syekh abdul qodir al jilani ketika suatu malam ada yang menawarkan sekarung emas, namun ia hanya mengambil satu koin saja. Ini adalah sebuah tauladan yang harus kita tiru, mereka tidak menginginkan kesenangan dunia dikarenakan saking takutnya kepada Allah SWT karena dengan harta maka akan dihisab kelak diakhiratnya Allah SWT.
2. Ilmu yang dapat menambah kecintaan pada akhirat.
Ini kesalahan yang fatal bagi mereka yang mengaku-ngaku seorang guru dan bisa menggandakan duit. Maka sudah harus berhati-hati bagi ustadz-ustadz zaman sekarang, jangan sampai berdakwah karena ingin diberi bayaran oleh orang lain.
3. Ilmu yang bertambah hari bertambah kurang kecintaan kepada dunia.
Ini relevan dengan hadits Nabi yang berbunyi, “Hubbu dunya ro’su kulli khothi’ah”artinya : “Mencintai dunia adalah induknya segala macam kejahatan.”
4. Ilmu yang dapat menambah semakin mengerti bagaimana tatacara beribadah kepada Allah SWT.
Ketahuilah, ilmu yang bermanfaat adalah semakin hari beribadah kita semakin benar sesuai dengan ajaran Rosulullah SAW, yakni dengan penuh keikhlasan kepada Allah SWT. Karena dalam suatu ayat telah dijelaskan, “Wama umiru illa liya’budullaha mukhlishina lahuddiin.” yang artinya : “Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada ALlah SWT dengan ikhlas menjalankan ajaran agamanya.”