Koreksilah Kebaikan/Kejelekan Tahun Lalu, Untuk Melangkah Di Tahun Yang Baru
Kita sekarang berada pada pergantian tahun. Dimana perputaran tahun tersebut, sebagaimana dalamAl Qur’an yang artinya, “Dia Allah adalah dzat yang menjadikan matahari bersinar dan menjadikan bulan bercahaya, dan menempatkan tempat-tempat untuk berputaran (matahari/bulan), agar mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.” Tujuan kita harus selalu mengetahui bilangan tahun diantaranya adalah agar kita selalu mengetahui dan mengingat umur kita. Dimana, harapannya adalah sebelum kita melangkah, sebelum melakukan suatu perkara, kita harus menengok kebelakang terlebih dahulu.
Maka, lihatlah tahun sebelumnya, sesuai perkataan Sayyidina Umar “Hasibu qobla an tuhasabu” yang artinya : “Hitunglah/koreksilah apa yang telah kita kerjakan, sebelum kalian kelak akan dihisab .” Kita lihat tahun kemarin, tahun 1437 H, apakah banyak kebaikannya? jika banyak maka kita bersyukur. Namun, ketika kita lihat yang banyak maksiatnya, maka silahkan kita kembali kepada Allah SWT dengan cara bertaubat dan bersabar. Mengapa dengan bertaubat? karena taubat itu penting, supaya bisa melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Seseorang, jika belum bertaubat, maka sulit untuk melaksanakan ketaatan. Dimana, pengaruh dosa itu sangat berat untuk mendekat kepada Allah SWT . Selain itu, terlantar dalam kemaksiatan juga berakibat seseorang akan berat untuk melakukan amal ibadah. Namun ketika seseorang bertaubat, maka ia akan cepat-cepat melakukan ketaatan kepada Allah SWT.
Kemudian, orang yang tidak bertaubat tidak akan diterima amalnya oleh Allah SWT. Mengapa ? Karena Allah SWT telah marah. Logikanya, mana mungkin Allah akan menerima amal kita sedangkan Allah SWT sedang marah kepada kita. Disini pentingnya sebuah koreksi bagi kehiddupan kita, jika kita sudah mengoreksi apa yang sudah kita lakukan, maka apa yang kita lakukan kedepannya.
Rosulullah SAW pernah bersabda “Manusia yang bagus adalah yang umurnya panjang dan bagus amalnya.” Ini adalah konsep kita yang harus kita pegang. Jangan sampai kesalahan tahun lalu terulang, namun berubah menjadi lebih baik jika tahun sebelumnya kurang baik. Nah, jika kita sudah mengamalkan konsep ini, maka kita akan diberikan kebahagiaan oleh ALlah SWT baik didunia maupun akhirat.
Kebahagiaan didunia diantaranya adalah umur panjang, kesehatan sempurna, serba kecukupan dalam hal rejeki dsb. Jika kita dapat memaksimalkannya dengan penuh ketaatan, maka akan mendapat ketenangan tersendiri dalam kehidupan didunia ini. Sedangkan, kebahagiaan akhirat adalah kebahagiaan yang kekal tak pernah usang, tiada habisnya bahkan seseorang yang menginginkan sesuatu dalam hatinya maka akan terjadi. Inilah kebahagiaan yang dikatakan kebahagiaan hakiki, dimana seseorang yang bisa menikmatinya maka tidak ada kehinaan , tidak ada keresahan, dan tidak ada kehancuran.
Berbeda dengan kenikmatan dunia, misalnya seseorang yang menjadi pejabat, ketika lepas jabatannya maka ia menjadi rakyat lagi. Namun tidak jika telah merasakan nikmat diakherat. Selain itu, seseorang jika telah masuk akherat maka tidak ada yang bodoh alias pintar semua. Sekian tausiyah ini, mudah-mudahan kita diberi hidayah oleh Allah SWT agar bisa menjadi pribadi yang tiap tahun bisa bertambah lebih baik lagi sehingga kita bisa merasakan kebahagiaan baik didubia maupun kelak diakheratnya Allah SWT.
Sebelum mengakhiri, ada sebuah perkataan ahli tasawuf mengatakan, “Man asyroqot bidayatuhu, asyroqot nihayatuhu” yang artinya, “Barang siapa dipermulaan perbauatannya baik, maka nanti diakhir hasilnya juga akan baik.