Hidup di Dunia dan Akhirat Harus Bahagia
Ketahuilah, malaikat diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyampaikan kepada Rosulullah SAW sebuah bekal hidup, atau tuntunan sebuah do’a yang berbunyi : Robbana atina fiddunnya hasanah wafil akhiroti hasanah, waqina ‘adzabannar. Dimana do’a ini hampir semua orang islam telah mengamalkannya, bahkan dibaca juga oleh orang-orang yang melaksankanan towaf saat mencium hajar awsad tepatnya disebuah rukun yamani. Arti do’a tersebut : “Ya Allah berilah kebaikan didunia (yang sementara) dan begitu juga kebaikan diakhirat nanti (yang sifatnya kekal abadi).”.
Namun, pada kenyataannya kenapa mereka (umat islam) didunia ini masih banyak yang hidupnya belum bahagia? diantaranya karena do’anya masih belum dikabulkan oleh Allah SWT. Ketahuilah, agar do’a yang dipanjatkan diatas bisa segera dikabulkan oleh Allah SWT, tentunya terdapat syarat/sebab yang harus dipenuhi. Sebagai mana dikatakan dalam Al Qur’an “wakullu syai’in sababa”, yang artinya : “dan setiap segala sesuatu pasti ada sebabnya” begitu juga dengan do’a, maka ada sebab-sebabnya agar do’a tersebut bisa diterima oleh Allah SWT. Jadi jika masih saja seperti itu, maka berarti do’anya masih belum diterima oleh Allah SWT.
Apa sebab tersebut? diantaranya adalah kita harus mempunyai seorang pembimbing yakni yang dinamakan seorang guru. Dimana, dengan guru maka kita akan ajarkan sebuah keyakinan kepada Allah SWT sebagaimana sering dikatakan didalam Al Qur’an “Yaa ayyuhalladzina amanu” yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman”. Nah, jika kita sudah yakin, maka inysa allah do’a-do’a yang kita panjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Selain itu, guru juga adalah sosok seseorang yang dapat mengangkatkan manusia dari kehidupan dunia yang sifatnya sementara ini menuju kehidupan yang sifatnya kekal yakni akhiratnya Allah SWT. Guru tersebutialah seseorang yang mengajarkan ilmu-ilmu seperti yang diajarkan oleh Rosulullah SAW.
Saking pentingnya seorang guru, maka melihatny kita bisa meniru guru jejak/tingkah lakunya. Jika hidup ini tidak punya guru, maka kita tidak mempunyai tuntunan ataupun panutan. Sebagai contoh pada zaman dahulu, para sahabat hidupnya rata-rata bahagia meskipun diantara mereka profesinya berbeda-beda. Itu semua karena mereka selalu bersamaan dan bersandingan bersama baginda Arrosul Muhammad SAW. Inilah salah satu peranan pentingnya seorang guru yang selalu mengajarkan tingkah laku yang baik.
Mudah-mudahan dengan ini kita semua dijadikan oleh Allah SWT sebagai hamba-hamba yang bisa meniru Rosulullah SAW dan juga mendapatkan kehidupan yang bahagia, baik didunia maupun diakheratnya Allah SWT.